Home
»Unlabelled
» Pariwisata Kota Kendari
Pariwisata Kota Kendari
Sebagai Ibukota memiliki potensi di bidang pariwisata yang meliputi
wisata pulau, budaya, pantai maupun wisata agro; demikian pula di sektor
akomodasi dan toko souvenir. Dengan terbangunnya kawasan pariwisata
diharapkan mampu menjadi pemasok PAD. Karakteristik sebuah kota sangat
ditentukan oleh elemen-elemen visual dari kota itu sendiri, baik yang
sifatnya artifisial. Penonjolan visual dari sebuah kota sangat
ditentukan oleh vista atau unsur landscape; yaitu pemandangan terhadap
bagian besar elemen utama dari kota itu.
Selain itu adanya pemandangan alam, daya pikat dan daya tarik. Potensi wisata Kota Kendari saat ini antara lain:
NO
|
OBYEK WISATA
|
LOKASI
|
JENIS WISATA
|
1.
|
Tahura Murhum
|
Kec. Kendari dan Mandonga
|
Alam/Ekologi
|
2.
|
Hutan Nanga-Nanga
|
Kec. Poasia
|
Alam/Ekologi
|
3.
|
Pulau Bungkutoko
|
Kel. Bungku toko
|
Kawasan Pariwisata
|
4.
|
Tambak Wisata
|
Kec. Poasia dan Baruga
|
Minat Khusus
|
5.
|
Teluk Kendari
|
Kec. Kendari, Mandonga dan Poasia
|
Ekologi/Minat Khusus dan Bahari
|
6.
|
Pantai Purirano
|
Kel. Purirano
|
Karang Datar
|
7.
|
Mortir Jepang / Hearin jepang
|
Kec. Kendari
|
Budaya Sejarah
|
8.
|
Pantai Nambo
|
Kel. Nambo
|
Alam/Permandian
|
9.
|
Makam Raja Sao-sao
|
Kec. Baruga
|
Budaya/Sejarah
|
10.
|
Air Terjun Lahundape
|
Kec. Kendari
|
Alam/Ekologi
|
11.
|
Pantai Mayaria
|
Kec. Kendari
|
Alam/Ekologi
|
12.
|
Terowongan Jepang
|
Peg. Nipa-Nipa
|
Budaya/Sejarah
|
Di samping itu di Kota Kendari juga terdapat Pantai Kendari atau
yang lebih dikenal dengan ”Kendari Beach” yang setiap harinya ramai oleh
para pengunjung utamanya kawula muda, karena di tempat tersebut ramai
tersedia makanan yang dijajakan oleh para pedagang makanan mulai dari
makanan tradisional sampai makanan yang bergaya modern.
Di samping wisata alam, Kota Kendari juga memiliki sarana wisata budaya dan pendidikan yakni:
· Museum Negeri Provinsi
· Taman Budaya
· Pusat Promosi dan Informasi ( P2ID)
Dari potensi yang ada, semuanya dikelola secara tradisional sehingga
dibutuhkan adanya investor yang berminat untuk mengembangkan potensi
tersebut. Dalam menunjang pengembangkan wisata di Kota Kendari, saat ini
telah terdapat 56 buah hotel; yakni 5 buah hotel bintang 5 dan hotel
melati 51 buah serta 14 buah restoran dan 60 buah rumah makan.
Kota Kendari terletak di pingiran teluk Kendari Propinsi Sulawesi
Tenggara dan memiliki panorama pantai yang indah dan unik. Teluk ini
membentang melingkar dengan bibir pantai yang menghijau oleh pepohonan,
hutan bakau, sunset di sore yang cerah dan jajanan khas Kota Kendari
disepanjang tepi jalan by-pass yang berbatasan dengan teluk serta
pemandangan aneka warna kapal nelayan.
Sebagai “Landmark” Kota dengan luas ± 20 km merupakan muara sungai
Wanggu, Kambu dan Anggoeya serta beberapa sungai kecil yang memiliki
potensi wisata bahari seperti selancar angin, dayung motor air (Aqua
Bike / Jet Sky), maupun potensi perikanan, perindustrian dan
perhubungan.
Pantai Nambo
Pantai Nambo adalah sebuah pantai indah yang jaraknya ± 12 km dari Kota
Kendari atau sekitar 15 menit kearah selatan Kota Kendari dengan
menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat dan dapat pula
menggunakan perahu tradisional ketinting (kole-kole) sekitar 15 menit
dari pelabuhan Kota Kendari menyusuri teluk Kendari.
Pantai ini diminati banyak pengunjung karena letaknya yang relatif
dekat. Pantai Nambo memiliki pasir putih yang landai suasana yang
tenang, udara yang sejuk dan panorama yang menakjubkan sehingga tempat
ini selalu merupakan pilihan masyarakat Kota Kendari untuk melepas
kejenuhan dan rutinitas sehari-hari pada akhir pekan, ditempat ini telah
disediakan tempat parkir, gazebo, tempat bilas mandi dan pedagang
tradisional yang menawarkan berbagai jenis dagangannya.
Pantai Karang Purirano
Pantai ini terletak di wilayah Kota Kendari tepatnya di Kecamatan
Kendari Kelurahan Purirano sekitar ± 13 km dari pusat Kota dimana pantai
ini berupa Daratan Karang/Atol yang terbentuk sebagai akibat abrasi
sejak ratusan tahun yakni mengambil karang atau siput laut pada saat air
laut sedang surut. Di saat itu puluhan bahkan rartusan orang turun ke
pantai membawa keranjang untuk krang yang didapatnya dan wisatawan dapat
berbaur mengikuti kegiatan tersebut sambil menikmati fenomena-fenomena
pantai yang indah.
Untuk menghilangkan rasa penasaran, selepas menikmati keindahan
pantai, wisatawan dapat mencicipi krang hasil tangkapan. Dipantai ini
telah disediakan warung-warung tradisional sebagai tempat melepas lelah
sambil menikmati masakan tradisional khas daerah ini.
Pantai Mayaria
Pantai Mayaria terletak di Kecamatan Kendari sekitar ± 10 km ke arah
timur pusat Kota Kendari. Mayaria adalah pantai yang indah dengan pasir
putihnya yang landai sehingga selain berenang, wisatawan dapat
mengadakan tour keliling perkampungan tradisional yang berada di sekitar
pantai dengan menggunakan perahu sewaan. Untuk wisatawan yang ingin
bermalam, cottage anda. Selain penginapan dan cottage ditempat ini pula
disediakan fasilitas pelengkap dan restoran.
Pulau Bungkutoko
Bungkutoko adalah sebuah pulau kecil yang terletak tepat di depan Kota
Kendari dengan luas ± 500 ha. Dipula kecil ini nan cantik ini wisatawan
dapat menyaksikan kehidupan masyarakat yang masih tetap terjaga
keasliannya, keramah-tamahan masyarakat dengan tatanan kehidupan timur
yang khas merupakan sajian khusus selain keindahan alam yang dimiliki
pulau Bungkutoko sehingga untuk menikmati tempat ini tidak cukup satu
atau dua hari saja.
Keunikan lain pulau ini adalah sangat dekat dengan daratan atau
dipisahkan oleh selat tersempit di dunia ± 100 m dari daratan serta
pulau Bungkutoko mempunyai 3 sumber air tawar dilepas pantai dan dapat
dimanfaatkan jika air surut.
Tarian Molulo
Molulo adalah tarian pergaulan Suku Tolaki yang dibawakan secara massal
sambil bergandengan tangan membentuk lingkaran besar. Filosofi tarian
ini adalah ungkapan rasa syukur dari masyarakat atas sesuatu
keberhasilan yang dicapai yang sekaligus merupakan ajang pertemuan muda
mudi untuk saling menjejaki perasaan adanya benih-benih cinta diantara
mereka. Perserta tarian tidak mengenal tingkat dan golongan dalam
masyarakat, sehingga tarian ini pula disebut tarian rakyat. Tarian
Molulo dalam perkembangannya hingga sekarang telah menjadi tarian daerah
Sulawesi Tenggara yang sangat digandrungi bukan saja oleh masyarakat
Tolaki, akan tetapi juga oleh suku-suku lain yang ada di Sulawesi
Tenggara. Karena sebagai tarian pergaulan, siapa saja boleh ikut dalam
tarian ini, termasuk Anda bila kebetulan berkunjung di Sulawesi
Tenggara.
Dekranas
Dekranas merupakan tempat penjualan daerah Sulawesi Tenggara. Disini
anda dapat berbelanja berbagai macam hasil kerajinan lokal seperti :
kerjainan perak, berbagai kerajinan perang, kaos-kaos, perhiasan
mutiara, kerajinan kain tenun dan sebagainya. Ditempai ini dapat
disaksikan secara langsung proses pembuatan souvenir dari perak, tenun
tradisional dan pengayaman tas.
Kerajinan Gembol
Kerajinan gembol merupakan suatu kegiatan sekelompok masyarakat yang
mempunyai mata pencaharian dan mempunyai keahlian tersendiri untuk
membuat kerajinan kayu yang terbuat dari gembol atau kanker kayu jati
dan kayu cendana serta akar kayu-kayu lain. Perkampungan ini terletak di
Jalan Chairil Anwar sekitar ± 2 km dari Kota Kendari, dapat ditempuh
dengan menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Di kompleks
ini pengrajin memproduksi berbagai kerajinan seperti jam dinding, meja
kursi, asbak dan alat-alat rumah tangga lainnya.
Taman Hutan Raya Murhum Pegunungan Nipa-Nipa
Salah satu dari 16 kawasan konservasi di Sulawesi Tenggara dengan luas ±
8146 ha dikenal oleh masyarakat sebagai Pegunungan Nipa-Nipa, memiliki
topografi variatif, landai, berbukit dan bergunung dengan kemiringan 15 –
40. Tipe ekosistemnya adalah hutan dataran rendah dan hutan pegunungan
rendah, dengan potensi flora antara lain : anoa, kus-kus, musang,
kesturi, elang laut, serta berbagai jenis kupu-kupu. Selain panorama
alam, pegunungan Nipa-Nipa memiliki permandian/air terjun yang eksotik
dan situs sistem pertahanan masa pendudukan Jepang berupa bunker
terowongan dan persenjataan.
Hutan Nanga-Nanga
Sebagai hutan konservasi yang menyimpan potensi wana wisata, terletak ± 4
km dari pusat Kota. Kawasan ini sangat ideal untuk tempat petualangan
maupun penelitian.
Cagar Budaya Makam Raja Sao-Sao
Salah satu situs sejarah terletak ± 10 km kearah bandar udara dan berada sekitar taman hutan raya baruga.
Situs Terowongan Jepang
Situs terowongan peninggalan yang dijadikan salah satu benteng
pertanahan pada zaman penjajahan Jepang di wilayah Sulawesi Tenggara
yang berada di Kota Kendari.
Museum Sulawesi Tenggara
Museum Sulawesi Tenggara adalah museum negeri yang menampilkan
barang-barang khas dari berbagai daerah di Sulawesi Tenggara seperti
berbagai macan jenis barang peninggalan nenek moyang, seperti alat-alat
adat, pakaian adat, dan sebagainya. Museum ini terletak di Jalan Abu
Nawas sekitar 2 km dari pusat Kota, dapat ditempuh dengan kendaraan umum
atau kendaraan pribadi.
Kerajinan Perak Dan Sejarahnya
Kerajinan perak Kendari sudah terkenal akan keindahan keanggunan dan
kehalusannya. Tetapi sedikit sekali orang yang mengetahui kapan dan
bagaimana tradisi ini dimulai.
Pada awal abad ke-20 seorang pengrajin perhiasan bernama Jie A Woi
mengamati seekor laba-laba sedang membuat sarangnya, dan gagasannya
timbul untuk menciptakan perhiasan dengan mempergunakan cara yang
serupa. Dia mulai membuat bingkai-bingkai perak dan mengisinya dengan
jaringan benang perak yang halus. Dengan teknik inilah, perhiasan
diciptakan berbentuk bunga anggrek, mawar atau bahkan sarang laba-laba.
Juga bentuk-bentuk yang lebih besar, seperti kapal layar, pembuka surat
dan benda lainnya.
Dewasa ini, dengan cara yang sama dipergunakan pula untuk menciptakan perhiasan-perhiasan emas lainnya.
Seni Menenun
Seni menenun telah dikenal di Sulawesi Tenggara sejak ratusan tahun yang
lalu. Hasil tenunan ini sangat dikagumi, karena dikerjakan dengan penuh
keterampilan, ketekunan dan kesabaran. Pada umumnya semua pekerjaan
menenun dilakukan oleh wanita untuk memenuhi sandang keluarga untuk
keperluan upacara adat perkawinan, pesta-pesta, acara adat lainnya dan
pakaian sehari-hari.
Seni menenun ini diturunkan secara turun temurun dari nenek moyang.
0 komentar:
Posting Komentar